“Vitamin Sinar Matahari” Untuk Memerangi COVID-19
23 April 2020
“Vitamin Sinar Matahari” Untuk Memerangi COVID-19
Pendahuluan
Kekurangan Vitamin D atau "Vitamin Sinar Matahari" merupakan suatu masalah di seluruh dunia. Prevalensi kasus kekurangan vitamin D di Malaysia cukuplah tinggi, dan penelitian telah menunjukkan bahwa 78,9% dari seluruh remaja di Malaysia diketahui menderita kekurangan Vitamin D (Al-Sadat dkk, 2016).
Kita semua mengetahui bahwa vitamin D memiliki peran dasar akan kesehatan tulang, dan sudah diketahui secara luas bahwa vitamin sinar matahari ini dapat juga membantu sistem imunitas tubuh, yang dapat memerangi infeksi dan membunuh seluruh bakteri dan virus yang menyerang tubuh kita.
Menurut WHO di tahun 2016, Vitamin D yang merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak, dapatl membantu di dalam pencegahan infeksi saluran pernapasan. Vitamin D diketahui memiliki peran imunomodulasi, yang dapat meningkatkan tingkat imunitas tubuh serta memperkuat pertahanan mukosa di dalam tubuh kita (Gombart, Borregaard & Koeffler, 2005). Karena COVID-19 merupakan satu bentuk infeksi saluran pernapasan yang dapat bermanifestasi sebagai pneumonia, dengan demikian, adalah penting bagi kita untuk meningkatkan asupan vitamin D, khususnya pada periode seperti sekarang ini.
Sinar Matahari sebagai Sumber Vitamin D
Paparan sinar matahari merupakan salah satu penentu utama status vitamin D seseorang. Kita disarankan untuk berjemur selama sekitar 5–30 menit pada jam 10.00 pagi dan 3.00 sore setidaknya dua kali seminggu, dengan memaparkan wajah, lengan, tungkai kaki, atau punggung tanpa memakai tabir surya, dan hal ini diketahui dapat mencukupi kebutuhan vitamin D harian (Holick, 2007). Namun demikian, sinar ultraviolet yang dapat memicu sintesis vitamin D di kulit dapatlah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor genetik, dan gaya hidup. Dengan demikian, individu yang jarang beraktivitas di luar ruangan sangatlah disarankan untuk mencukupi asupan vitamin D dari sumber lain, seperti dari makanan yang mengandung vitamin D atau dengan mengkonsumsi suplemen vitamin D yang cukup dan tepat.
Asupan Vitamin D Harian Yang Disarankan
Menurut Malaysia Recommended Nutrient Intake 2017 (Asupan Gizi Yang Direkomendasikan di Malaysia Tahun 2007), asupan vitamin D yang disarankan adalah 10 mcg/ hari (400 IU) untuk bayi yang berusia ≤11 bulan, 15 mcg/ hari (600 IU) untuk individu yang berusia 1 hingga 65 tahun, dan 20 mcg/ hari (800 IU) untuk mereka yang berusia >65 tahun.
Sumber Vitamin D Alami Pada Makanan
Kerang-kerangan dan ikan yang mengandung cukup banyak lemak, seperti contohnya salmon, tuna,, tiram, dan kerang diketahui dapat menjadi sumber vitamin D terbaik. Hati sapi, keju, dan kuning telur juga dapat menjadi sumber vitamin D, namun dalam jumlah yang sedikit. Hampir dari seluruh produk-produk susu diketahui merupakan sumber vitamin D. Segelas susu biasanya mengandung sekitar 6,0 - 7,5 mcg/ hari per porsi (250 ml). Dengan demikian, dua gelas susu sehari dapatlah menyediakan kebutuhan vitamin D harian yang cukup. Namun, makanan-makanan yang terbuat dari susu, seperti keju dan es krim biasanya tidak terlalu banyak mengandung vitamin D. Vitamin D sudah umum ditambahkan ke banyak produk-produk sereal dan beberapa produk jus jeruk, yogurt, dan margarin; anda dapat mengetahuinya dengan cara memeriksa label pada kemasannya.
Tidaklah mudah bagi para vegetarian untuk mendapatkan asupan vitamin D yang cukup. Kebanyakan dari makanan yang mengandung vitamin D tertinggi adalah makanan hewani. Yang dapat dijadikan sumber vitamin D oleh para vegetarian adalah produk-produk pengganti susu, seperti contohnya susu kedelai, susu almond, susu gandum, tahu, oatmeal, dan produk-produk sereal yang diperkaya dengan vitamin D.
Tahukah anda bahwa jamur merupakan salah satu makanan yang dapat dijadikan sumber vitamin D yang baik? Jamur adalah makanan yang mengandung satu zat provitamin yang dikenal sebagai ergosterol, dan kandungan zat ini diketahui dapat meningkat pada pemakannya ketika terpapar dengan radiasi ultraviolet. Anda dapat mengkonsumsi hampir semua jenis jamur yang aman, dari mulai jamur yang sudah dijemur, jamur yang dibeli di toko, ataupun jamur yang anda tanam sendiri. Jamur sangatlah cocok bagi kaum vegetarian, hal ini karena jamur merupakan satu-satunya sumber makanan nabati yang mengandung cukup banyak vitamin D (Cardwell, Bornman, James & Black, 2018).
Suplementasi Vitamin D (Penggunaan Suplemen Vitamin D)
Peningkatan status kecukupan vitamin D diketahui telah semakin disadari oleh banyak individu melalui perekomendasian penggunaan suplemen vitamin D. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapatlah memberikan pengaruh protektif terhadap penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan pada para remaja (Bergman, Lindh, Björkhem-Bergman & Lindh, 2013). Dengan demikian, perekomendasian penggunaan dosis tunggal suplemen vitamin D harian (≤ 800 IU) adalah langkah yang aman untuk mendapatkan perlindungan dari infeksi saluran pernapasan akut secara keseluruhan (Martineau dkk., 2016).
Ringkasan
Vitamin D dapat diperoleh dengan mudah melalui beraktivitas di luar ruangan untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Pengadopsian diet seimbang dengan makanan yang kaya akan vitamin D dapatlah membantu kita untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jika anda mengalami kekurangan vitamin D, maka penggunaan suplemen dapat membantu untuk memenuhi vitamin D secara optimal. Namun demikian, berkonsultasilah dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu sebelum anda mengkonsumsi suplemen vitamin D jenis apa pun. Jika Anda mengalami kemunculan tanda dan gejala COVID-19, maka dapatkanlah penanganan dari rumah sakit terdekat.
Than Chong Rui
Ahli dietetik
Layanan Dietetik dan Nutrisi
Sunway Medical Center Velocity
No. Tlp: 603-97729191 (ekst: 8112)